PESISIR LAUT MENYEDIHKAN
Pesisir Lampung Memprihatinkan
Berjalan di sebuah gang dengan sampah di sebelah kanan dan kiri jalan menuju
ke pantai. Dalam langkah kurang- lebih 300 meter , di sebelah kiri jalan terlihat suatu lahan kosong, tetapi tidak benar- benar kosong, melainkan berisi tumpukan sampah yang merata dan berserakan. Melanjutkan perjalanan menuju pantai hingga di tepi pantai yang dibatasi dengan patok kayu sebagai penghalang hanyutnya sampah- sampah ke laut. Sekilas tidak tampak lagi sampah di tepi tersebut karena tumpukanya yang sudah terlalu dalam. Sampah di tempat ini seperti sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat pesesir, bukan karena kegunaannya melainkan kebersamaannya.
Uraian di atas merupakan deskripsi dari sebagian kecil Pesisir Lampung
yang diungkapkan oleh anggota RAGAPALA saat mengunjungi beberapa wilayah pesisir Lampung.
Bagi para pendatang, daerah pesisir ini dapat diartikan sebagai
tempat penampungan sampah di Lampung. Namun mereka heran akan adanya pemukiman penduduk di wilayah pembuangan sampah.
Pesisir itu Pemukiman Atau tempat sampah?
Bagi penduduk sekitar pesisir, sampah di tempat itu lebih terlihat seperti
tanah tempat mereka bediri. Mereka tidak merasa asing dengan sampah yang beserakan di sekitar mereka. Mereka seperti tidak sadar akan bahayanya sampah tersebut.
Namun yang lebih mengherankan, tidak ada pihak- pihak yang menanggapi
masalah ini. Semua penduduk seperti tidak peduli lagi dengan pesisir. Bahkan tidak ada lagi pihak lain yang peduli. Sampah tetaplah menjadi sampah meskipun sampah menjadi penyebab utama wabah penyakit.
Kenapa Masyarakat tidak Peduli Lingkungan?
Pertanyaan itu dijawab oleh salah seorang penduduk setempat. “Sebenarnya
kami (penduduk setempat) pernah mengajukan masalah sampah ini kepada pemerintah setempat dan meminta bantuan berupa penyediaan bak sampah untuk tempat pembuangan sampah yang akan dibersihkan, tetapi sampai sekarang kami belum juga mendapat bantuan tersebut.”, Kata Pak Yanto, Salah seorang ketua RT di wilayah Pesisir Lampung.
Benarkah kata masyarakat? Atau ada apa dengan pemerintah setempat?
Tidak pernah didapat kejelasan tentang siapa yang bersalah dan bertanggung
jawab akan masalah pesisir ini. Namun masalah ini tidak akan pernah selesai dengan menentukan siapa yang bersalah dalam masalah ini karena yang dibutuhkan adalah kesadaran dari berbagai pihak untuk peduli akan pesisir lampung. Sekarang masalah ini telah menjadi masalah berat karena belum adanya kasadaran masyarakat dan pihak lain yang bersangkutan
Menyangkut hal tersebut, RAGAPALA sebagai Kelompok Pecinta Alam tergerak
untuk menumbuhkan kesadran semua pihak yang bersangkutan dengan pesisir ini untuk memberikan arti lain dari pesisir lampung yang lebih berarti, bukan sebagai tempat penampungan sampah. Hal ini ditunjukan RAGAPALA dengan dilaksanakannya kegiatan Bakti Sosial berupa usaha membersihkan sampah di wilayah pesisir. Tidak sebatas bakti sosial tersebut, “RAGAPALA akan mengajak penduduk setempat untuk berusaha mengumpulkan sampah yang berserakan di wilayah pesisir dan menentukan tempat pembuangan sampah tersebut.” Ungkap salah seorang Anggota RAGAPALA sebagai kesepakatan bersama sewaktu rapat evaluasi Bakti Sosial Bersih Pesisir, 31 Mei 2008.
RAGAPALA Peduli
By :
Ign. Endro Pi
|
No comments:
Post a Comment